Thursday, October 15, 2009

Riau - Tuan Rumah PON XVIII Tahun 2012


Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII 2012 di Pekanbaru dipastikan hanya mempertandingkan cabang olahraga dan nomor yang dipertandingkan pada Olimpiade.
Semuanya harus dari sekarang sehingga tidak jadi perdebatan lagi nantinya," kata Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adhyaksa Dault di Bandung, Rabu malam.
Hal itu menurut Menpora, sudah menjadi ketentuan dalam Undang Undang tentang keolahragaan di Indonesia dan harus dilaksanakan pada PON XVIII mendatang sehingga pembinaan olahraga lebih optimal.

Monday, October 12, 2009

Berlayar itu Dahsyat, dan Menyenangkan.... mau..??!!


Hiragliph pada dinding sebuah kuil di tepi Sungai Nil Mesir, mencatat bahwa perahu layar telah dipergunakan sebagai sarana transportasi pada masa hampir 5000 tahun yang lampau. Pemanfaatan perahu layar kemudian berkembang juga sebagai kapal perang, sarana rekreasi & olahraga. Perahu layar pertama kali dilombakan dengan menggunakan peraturan tertulis pada tahun 1783 di Portsmounth Inggris. Semenjak itu olahraga layar berkembang pesat di dunia seiring dengan kolonisasi Inggris.
Lomba layar yang telah dilombakan dan tidak pernah absen di Olympiade sejak penyelenggaraan olympiade modern yang pertama pada tahun 1896 di Athena, Yunani. Pada olympiade ke-28 yang juga akan diselenggarakan di Athena bulan September 2004, cabang olahraga layar akan dilombakan 11 kelas dengan jumlah atlit sebanyak 462 orang yang berasal dari 79 negara, termasuk Indonesia. Cabang olahraga layar juga merupakan cabang olahraga yang hampir selalu dipertandingkan di arena SEA-Games dan Asean Games.
Sebagai sebuah negara kepulauan yang besar, Indonesia memiliki puluhan juta penduduk yang berdiam di pesisir pantai, baik di kota-kota maupun di desa-desa nelayan pesisir pantai yang terbentang ribuan kilometer panjangnya. Pelaut-pelaut dan perahu layar dari Indonesia sejak jaman dahulu sudah di kenal ketangguhannya hampir separuh bagian bumi yakni sampai ke Madagaskar di pantai barat benua Afrika dan pantai utara benua Australia.
Sayangnya perahu-perahu Ocean Going yang digunakan sejak jaman Sailendra dihilangkan oleh pihak Belanda dan di ganti dengan perahu-perahu pantai Eropa (Penisi) dan di sebarkan legenda-legenda yang menakutkan mengenai laut sehingga penduduk Indonesia yang tadinya hidup di pantai-pantai pindah ke daerah pedalaman, ini dilakukan oleh Belanda demi kepentingan mereka menguasai kepulauan Indonesia supaya orang-orang Indonesia tidak dapat berhubungan dengan saudara-saudaranya di pulau-pulau lain.
Keadaan ini yang telah berlangsung ratusan tahun membuat bangsa ini takut akan laut, oleh karena itu sangat sukar bagi kita mengembangkan olahraga laut dan jiwa kelautan pada bangsa Indonesia. Untuk itu pentinglah kita mulai dari sekarang menghjlangkan ketakutan bangsa ini kepada lautan dan bangkitkan jiwa kelautan pada anak-anak bangsa.
Salah satu cara mengembangkan cinta laut pada anak-anak bangsa adalah dengan mengenal olahraga layar & Selancar Angin (sailing & windsurfing), selam (diving), Dayung (rowing), renang dan lain-lain.
Dan kita mengetahui olahraga laut itu diperlukan biaya yang cukup mahal, namun hal ini dapat pula disiasati. Pembinaan olahraga laut dengan peralatan-peralatan yang bisa dijangkau dan bisa dikembangkan diseluruh kepulauan Indonesia, anak-anak di didik dengan pembuatan peralatan sederhana tapi aman, di didik berkreatif dalam mendesain corak-corak yang di inginkan dan bila dari sekian banyak anak-anak yang berminat kepada olahraga laut, maka baru ditingkatkan dengan perahu-perahu lomba yang modern. Dengan pola pembinaan yang lebih intensif untuk menjadi calon juara pada event-event Nasional maupun International.
Pembinaan yang kami selenggarakan pada tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama adalah tentang pengenalan dasar-dasar tentang olahraga layar & selancar angin, membangkitkan jiwa cinta kepada laut, memupuk rasa percaya diri serta mengembangkan jiwa mandiri, dengan harapan kelak anak-anak tersebut mampu mengembangkan diri dan pribadinya kepada hal-hal yang positif terhadap diri maupun lingkungan. Hal demikian akan tercipta Sumber Daya Manusia Kelautan yang handal untuk mengembangkan daerah Banten pada umumnya.